Imunisasi dewasa dapat mencegah kematian 100 kali lipat dibanding imunisasi anak-anak. Siapa bilang, imunisasi hanya penting untuk bayi dan balita. Orang dewasa pun perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri dari kemungkinan tertular suatu penyakit dan meningkatkan kekebalan (imunitas) terhadap penyakit tertentu. Hanya saja, kesadaran imunisasi di kalangan orang dewasa tidaklah setinggi antusiasme para orangtua untuk memberikan imunisasi pada anak-anak mereka. Bahkan, banyak orang dewasa yang lebih gelisah memikirkan imunisasi untuk si kecil ketimbang dirinya sendiri. Padahal, tanpa imunisasi, seseorang -- baik anak-anak maupun orang dewasa -- akan lebih mudah terserang penyakit. Hal itu terjadi karena imunitas dalam dirinya rendah.
Kurangnya perhatian terhadap imunisasi dewasa, menurut Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD KAI, karena adanya anggapan mengenai rendahnya efektivitas imunisasi tersebut, serta belum ada pedoman mengenai imunisasi dewasa, sebagaimana halnya imunisasi balita.
''Layanan imunisasi juga masih terbatas,'' tutur Samsuridjal dalam simposium: Jakarta Alergy and Clinical Immnunology Network, akhir Juni lalu. Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PB PERALMUNI) ini mengatakan, harga vaksin imunisasi dewasa yang tidak terjangkau bagi kebanyakan masyarakat juga menjadi faktor rendahnya perhatian tersebut. Harga vaksin yang mahal itu juga belum memperoleh dukungan pembiayaan asuransi.
Rendahnya perhatian masyarakat kita terhadap imunisasi orang dewasa, tentu patut disayangkan. Sebab, menurut hasil penelitian di Amerika Serikat (AS) pada 2001, imunisasi dewasa dapat mencegah kematian 100 kali lipat dibandingkan imunisasi anak-anak.
Karena itu, dalam program kesehatan masyarakat 2010, AS mencanangkan 60 persen vaksinasi influenza pada orang dewasa. ''Di sana, setiap bulan Oktober dilakukan pekan imunisasi dewasa,'' tutur ketua Divisi Alergi-Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu.
Di Indonesia, upaya ke arah itu sebenarnya sudah dilakukan dalam rangka Indonesia Sehat 2010. Dalam kaitan itu, imunisasi dewasa diberikan untuk hepatitis B, hepatitis A, tetanus, MMR, tifoid, influenza, pneumokokus, dan meningokokus. Hanya saja, layanan vaksinasi ini belum merata.
Menurut Samsuridjal, ada beberapa jenis vaksin yang perlu diberikan untuk orang dewasa. Sebut saja misalnya: tetanus, influenza, hepatitis A dan B, tifoid, MMR, pneumokokus, dan rabies. Selain itu, ada juga vaksin yang tengah dikembangkan, seperti malaria, DHF, HIV, dan H pylori.
Vaksin tetanus diberikan bagi orang yang memiliki riwayat terpapar penyakit itu. Vaksin influenza, hepatitis A, tifoid, dan MMR diberikan untuk mencegah risiko penularan. Bagi usia lanjut, perlu diberikan vaksin pneumokokus dan influenza.
Efektivitas
Mengenai efektivitas vaksin pada orang dewasa, Samsuridjal memberikan sejumlah gambaran. Influenza misalnya, yang diperkirakan mengakibatkan 20 ribu kematian per tahun, dengan vaksinasi dapat dicegah sekitar 9.800 kematian per tahun. Infeksi pneumokokus, dari perkiraan 40 ribu kematian per tahun, sebanyak 20.640 kematian di antaranya dapat dicegah dengan penggunaan vaksin.
Hepatitis B dengan perkiraan tingkat kematian 5.000 per tahun, 90 persen dapat dicegah dengan vaksin. Tetanus difteri, meski perkiraan kematian kurang dari 25 per tahun, namun efektivitas vaksin bisa mencapai 99 persen. Sementara tingkat efektivitas MMR mencapai 95 persen dengan perkiraan kematian kurang dari 30 per tahun.
Dibanding tahun-tahun yang lalu, pemberian vaksin influenza saat ini menjadi lebih penting terkait merebaknya kasus flu burung (avian influenza). Setidaknya, vaksin influenza bisa digunakan sebagai langkah jaga-jaga menghadapi kemungkinan pandemi flu burung.
Samsuridjal juga menggarisbawahi pentingnya imunisasi untuk remaja, khususnya remaja putri. Untuk mereka, kini tersedia vaksin human papilloma virus (HPV). ''Imunisasi HPV penting untuk mencegah kanker serviks.''
Mengingat pentingnya imunisasi dewasa, maka perhatian terhadap imunisasi ini mesti ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian petugas kesehatan dan ketersediaan vaksin yang murah dan mudah dijangkau. Karena itu, diperlukan peranan pemerintah maupun asuransi dalam menyediakan pendanaan.
Seperti halnya di AS dan banyak negara lain, sosialisasi imunisasi dewasa di Indonesia juga harus digalakkan. Salah satunya, dengan memperbanyak layanan imunisasi dewasa sehingga mudah dijangkau. Dan hal ini, harus dimulai dari sekarang. Sebab, perjalanan seribu kilometer pun dimulai dengan langkah pertama.














