Selain antibiotika, imunisasi adalah penemuan terbesar dalam dunia kedokteran. Berkat antibiotika dan imunisasi, ratusan ribu jiwa terselamatkan dari menderita infeksi yang dapat mengakibatkan kecacatan ataupun kematian. Tapi yang lebih istimewa dari imunisasi dibandingkan dengan antibiotika adalah imunisasi mencegah terjadinya infeksi pada seseorang yang masih sehat sedangkan antibiotika mengobati ketika seseorang telah menderita infeksi.
Apa yang dimaksud Imunisasi?
Imunisasi adalah suatu proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap invasi mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi, tubuh kita akan terlindung dari infeksi begitu pula orang lain karena tidak tertular dari kita.
Oleh karena itu imunisasi harus dilakukan oleh semua orang (pengecualian pada kelompok orang dengan keadaan-keadaan tertentu) agar pada akhirnya nanti infeksi dapat musnah dari muka bumi.
Bagaimana Imunisasi bekerja melawan penyakit?
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadap mikroorganisme tertentu tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu.
Vaksinasi, zat yang digunakan untuk membentuk imunitas tubuh, terbuat dari mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah dimatikan atau dilemahkan, sehingga tidak akan membuat penderita jatuh sakit. Vaksin kemudian dimasukkan ke dalam tubuh yang biasanya melalui suntikan.
Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi.
Antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang tubuh.
Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk imunitas. Ketika suatu saat tubuh diserang oleh mikororganisme yang sama dengan yang terdapat di dalam vaksin, maka antibodi akan melindungi tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
Penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi?
Hingga saat ini terdapat 10 jenis vaksinasi yang dapat mencegah terjadinya infeksi pada anak, yaitu; polio, campak, gondongan, rubella (campak Jerman), difteria, tetanus, batuk rejan (Pertusis), meningitis, cacar air, dan hepatitis B.
Sedangkan terdapat 3 jenis vaksinasi yang dapat diberikan pada kelompok anak-anak ataupun dewasa dengan risiko tinggi menderita infeksi, yaitu; hepatitis A, flu (Influenza), pneumonia.
Apa yang terjadi jika seorang anak tidak melakukan imunisasi?
Secara garis besar, ada 2 kemungkinan;
Pertama, jika anak tidak pernah terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, maka tidak akan terjadi apa-apa, anak akan tumbuh sehat.
Kedua, jika anak terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi, kemungkinan anak akan menderita penyakit atau tidak tergantung bagaimana kekebalan tubuhnya apakah dapat melawan mikroorganisme tersebut atau tidak.
Anak dapat sakit ringan saja dan hanya perlu beristirahat di rumah, ataupun gejalanya cukup berat hingga harus dirawat di rumah sakit, ataupun dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Selain itu, dengan“membawa” mikrooragisme dalam tubuhnya, ia dapat menularkan penyakit ke orang lain di sekitarnya yang juga tidak memiliki perlindungan terhadap mikroorganisme tersebut dan pada akhirnya dapat menimbulkan epidemi dengan begitu banyak penderita yang sakit hingga meninggal.
Kenapa vaksinasi harus diberikan bergitu dini kepada Anak?
Vaksin diberikan pada usia sangat dini karena penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi biasanya menyerang anak pada awal kehidupannya ataupun memberikan gejala yang berat, menimbulkan berbagai komplikasi, hingga mengancam jiwa jika diderita anak-anak tersebut.
Waktu pemberian vaksinasi juga disesuaikan dengan pola penyakit yang biasanya menyerang anak pada usia tertentu, sehingga imunisasi akan melindungi anak lebih awal sebelum penyakit tersebut memiliki kesempatan menyerang tubuh anak.
Bukti keberhasilan Imunisasi
Pada tahun 1977, setelah berkampanye selama 1 dekade, melibatkan 33 negara, cacar berhasil dieradikasi di seluruh dunia. Polio yang disebabkan oleh virus liar telah berhasil dieradikasi di belahan dunia Barat; tingkat vaksinasi anak-anak di Amerika Serikat selalu tinggi; dan penyakit serta kematian akibat difteri, pertusis, tetanus, campak, gondongan (mumps), rubela, dan HiB rendah.
Organisasi Kesehatan Sedunia atau World Health Organization (WHO) mengumumkan keberhasilan 10 tahun program pemberantasan cacar pada tahun 1979. Cacar merupakan penyakit yang cepat berkembang selama berabad-abad, yang telah menyebabkan kematian dari 30% penderitanya. Penderita yang sembuh mengalami bekas luka yang merusak wajah dan kebutaan diakibatkan adanya kerusakan kornea.
Pemahaman yang salah
Saat ini banyak orangtua yang enggan melakukankan imunisasi karena berbagai informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi, misalnya vaksinasi MMR menyebabkan autisme, beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome), kadar thimerosal (zat pengawet) yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri, dan lain sebagainya.
Informasi-informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi-bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi kembali meningkat. Ternyata pendapat-pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti-bukti ilmiah, hanya berupa dugaan belaka.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian-kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu, berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
Sekali lagi harus diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan manusia selalu ada risikonya namun janganlah hanya mengkhawatirkankan risiko yang mungkin terjadi dari suatu tindakan yang akan dilakukan tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat. Jelas-jelas manfaat pemberian imunisasi jauh lebih besar dari kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
Ternyata, begitu banyak manfaat yang didapat dari pemberian imunisasi. Imunisasi merupakan tanda cinta dan perwujudan rasa tanggung jawab untuk melindungi anak. Karena itu, tidak ada lagi keragu-raguan untuk tidak memberikan imunisasi.
Imunisasi tidak hanya melindungi individu dari serangan penyakit, tapi juga melindungi komunitas! Untuk itu ajaklah anak tetangga, anak tukang kebun, anak pak hansip, dan semua anak-anak yang belum mendapatkan vaksinasi untuk segera melakukan imunisasi.














